Responsive Ad

Demo Buruh Rusuh 20 Orang Luka,


DEMO RICUH - Demontrasi seluruh serikat buruh se Batam akhirnya berakhir ricuh, puluhan mobil dan fasilitas di Pemko Batam dirusak massa, Rabu (23/11). TUNDRA/HALUAN KEPRIPuluhan Mobil Dirusak

BATAM-Unjuk rasa ribuan pekerja di halaman Kantor Walikota Batam, Rabu (23/11), untuk menuntut Upah Minimum Kota (UMK) Batam tahun 2012 minimal sama dengan nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) berakhir ricuh. Dalam aksi demo tersebut, sedikitnya 20 orang luka dan puluhan mobil rusak.

Dari 20 orang yang mengalami luka-luka, lima orang di antaranya dilarikan ke Rumah Sakit Awal Bros (RSAB), Baloi dan RS Casa Medical Centre, Mukakuning untuk mendapatkan perawatan. "Ada sekitar 20 orang yang menjadi korban, 15 di antaranya mendapatkan perawatan medis di Klinik Kesehatan Pemko Batam, dan 5 di antaranya dilarikan ke rumah sakit," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam Chandra Rizal yang memimpin langsung pemberian layanan kesehatan di Klinik Kesehatan Pemko Batam saat aksi demo berlangsung.

Dijelaskan Chandra, korban yang mengalami luka terdiri dari demonstran, petugas keamanan, petugas kesehatan, staf Pemko Batam dan wartawan. Berdasarkan pemeriksaan, kebanyakan korban luka karena terkena lemparan batu. Tapi ada pula yang terkena pukulan tongkat, bahkan satu orang terkena peluru karet. "Ada satu orang yang terkena peluru karet, namun sebagian besar korban karena terkena lemparan batu," ujar Chandra.

Untuk mengantisipasi jatuhnya korban, sebelum aksi berlangsung, pihak kesehatan sudah menyiapkan 10 mobil ambulans yang masing-masing dilengkapi oleh dokter dan perawat. Sementara untuk di Klinik Kesehatan Pemko, ada 10 dokter dan 20 perawat disiagakan untuk memberikan pertolongan. "Ada 10 dokter dan 20 perawat kita siagakan sejak aksi berlangsung," kata Chandra.

Selain korban luka-luka, aksi saling lempar antara demonstran dan petugas keamanan juga mengakibatkan kaca depan Kantor Walikota Batam hancur. Bahkan pintu yang biasanya dipakai untuk keluar-masuk Kantor Walikota hancur tak tersisa.

Pantauan langsung di lapangan, aksi demo awalnya berlangsung damai. Buruh yang datang secara bergelombang dari berbagai kawasan industri langsung menggelar orasi setibanya di depan Kantor Walikota Batam. Setelah berorasi, mereka kemudian ditemui Wakil Walikota Batam Rudi bersama Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Kota Batam Rudi Sakyakirti. Namun para pendemo menolak Rudi dan meminta agar Walikota Batam Ahmad Dahlan yang langsung bertemu dengan mereka. "Kami minta Ahmad Dahlan yang turun untuk menemui kami. Sebagai pemimpin jangan pengecut, tapi harus bertanggung jawab," teriak salah satu orator dari atas mobil.

Tuntutan para pendemo tidak bisa dipenuhi karena Dahlan tidak berada di tempat. Bersama Ketua DPRD Kota Batam Surya Sardi yang sama-sama pengurus DPD Partai Demokrat Kepri, Dahlan disebut tengah menghadiri acara partainya di Kota Tanjungpinang.

Kericuhan mulai pecah sekitar pukul 15.00 WIB. Para pendemo terlibat aksi saling lempar dengan aparat keamanan. Aksi saling lempar sempat terhenti setelah Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Batam Yoni naik ke mobil sound system untuk menenangkan demonstran. Namun sekitar pukul 16.00 WIB, aksi saling lempar kembali terjadi. Untuk menghentikan pekerja, petugas huru-hara dari kepolisian menembakkan peluru karet dan gas air mata.

Polisi juga mengejar para pendemo karena mulai bertindak anarkis. Sebab selain melempari petugas dan kaca Kantor Walikota Batam, mobil-mobil yang diparkir di halaman Kantor Walikota mulai ikut dilempari para pendemo. Akibatnya, kaca puluhan mobil hancur berantakan.

Mobil yang kacanya hancur akibat lemparan pengunjuk rasa antara lain mobil dinas Kabag Humas Pemko Batam Salim bernomor polisi BP 105 C, mobil pribadi Kabid Promosi Wisata Disparbud Rudi Panjaitan jenis Suzuki Vitara BP 1217 TA serta mobil dinas Kabag Organisasi Pemko Batam bernomor polisi BP 104 C.

Selain kaca depan dan puluhan mobil jadi korban, hampir seluruh lampu yang ada di halaman Kantor Walikota Batam juga jadi sasaran pendemo. Baliho Walikota Batam Ahmad Dahlan dan Wakil Walikota Rudi yang dipasang di depan Kantor Walikota juga dihancurkan pendemo.

Setelah terjadi aksi saling lempar kedua yakni pada pukul 16.00 WIB, pasukan keamanan yang didominasi oleh polisi huru-hara, membubarkan secara paksa demonstran. Selain menembakkan peluru karet dan gas air mata, polisi juga mengejar para demonstran yang masih bertahan di sekitaran halaman Kantor Walikota Batam.

Pembubaran paksa dilakukan setelah demonstran tidak bisa lagi ditenangkan meski sudah diberikan peringatan untuk tidak melempar batu ke arah petugas dan kantor Pemko Batam. Mereka terus saja melemparkan batu dengan maksud untuk mendesak masuk ke Kantor Walikota Batam untuk bertemu dengan Walikota Batam Ahmad Dahlan.

Selain ingin bertemu dengan Dahlan, pendemo juga memaksa masuk untuk berteduh di depan halaman Kantor Walikota akibat hujan lebat yang turun saat itu. Namun petugas keamanan tetap bertahan dan menghadang para demonstran. Sempat terjadi aksi saling dorong selama beberapa menit yang kemudian berubah menjadi aksi saling lempar.

Para petugas merapatkan barisan dan terus bertahan. Karena semakin terdesak, akhirnya petugas menembakkan peluru karet dan gas air mata ke arah pendemo. Beberapa polisi bahkan keluar dari barisan untuk membubarkan pendemo. Pendemo membubarkan diri. Namun sekitar 15 menit kemudian atau sekitar pukul 16.20 WIB, mereka kembali merapatkan barisan di depan pagar pintu masuk karena petugas keamanan mengambil alih pintu masuk.

Aksi lempar batu yang ketiga kalinya pun terjadi. Sekitar pukul 17.00 WIB, pendemo kembali melempari mobil-mobil yang parkir di halaman Pemko Batam. Petugas pun akhirnya mengejar para pendemo yang melakukan pelemparan dan menyisir hingga Gedung DPRD Kota Batam. Mengetahui kondisi terdesak, para pendemo perlahan membubarkan diri. Pukul 18.00 WIB, seluruh pendemo sudah meninggalkan Kantor Walikota Batam.

Pantauan di lapangan, seluruh aparat keamanan yang ditugaskan untuk mengamankan aksi demo juga sudah ditarik dari Kantor Walikota Batam. Yang terlihat di lapangan hanya tumpukan sampah berupa botol-botol air mineral yang sudah kosong, kotak kardus hingga bekas bungkusan nasi yang ditinggalkan pendemo dan petugas keamanan. Sampah-sampah yang masih memiliki nilai ekonomi dikumpulkan para pemulung.

Wakil Walikota Batam Rudi SE menyesalkan kekerasan yang terjadi dalam demo buruh di depan Kantor Walikota Batam kemarin. "Saya sungguh sayangkan hal ini terjadi. Pemerintah kan sudah menyatakan minta penambahan waktu dua hari untuk membahas secara komprehensif nilai besaran UMK yang telah dibahas dalam tripartit untuk diajukan ke gubernur," kata Rudi.

Menurut Rudi, sebagai pemerintah pihaknya sangat menghargai semua aspirasi yang disampaikan masyarakat. Makanya aspirasi itu ditampung dan dibahas dengan seluruh stakeholder yang ada guna meraih keputusan yang maksimal. "Ini sudah berlebihan, coba kita pikir apa tujuan dari aksi ini," ujar Rudi.

Rudi mengatakan bahwa selaku pihak yang berada di tengah-tengah antara buruh dan pengusaha, Pemko Batam ingin mengusulkan nilai UMK yang bisa diterima keduanya kepada Gubernur Kepri. "Kita tentu tinjau secara cermat, bagaimana pekerja bisa bekerja kalau pengusaha sudah pada tutup. Sehingga dalam menyampaikan rekomendasi tentu harus disertai pertimbangan yang matang," katanya.

Menurut Rudi, tidak ada aturan yang menyatakan bahwa UMK harus ditetapkan paling lambat 40 hari sebelum 1 Januari tahun berikutnya. Yang benar, kata Rudi, UMK harus ditetapkan sebelum 1 Januari. Dengan demikian, kata Rudi, Pemko Batam sama sekali belum terlambat mengajukan rekomendasi UMK kepada Gubernur Kepri untuk ditetapkan. "Saya sudah taanya Kadisnaker, dan dia bilang tidak ada aturan UMK harus disahkan 40 hari sebelum 1 Januari," pungkasnya.

Sudah Klimaks

Ketua Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Batam Syaiful Badri Sofyan mengatakan, aksi anarkis itu terjadi karena kekesalan buruh terkait penetapan UMK sudah berada dalam kondisi klimaks. "Jangan salahkan buruh. Kekesalan buruh sudah klimaks. Bertahun-tahun mereka hanya diberikan janji-janji tapi tidak pernah ada realisasi," ujar Syaiful menanggapi kericuhan yang terjadi antara demonstran dengan petugas keamanan.

Menurutnya, jika sejak awal ada niat baik dari pengusaha dan pemerintah untuk menetapkan UMK sama dengan KHL, pasti tidak terjadi kerusuhan. "Kalau dari awal UMK disepakati sesuai KHL, yakni Rp1.302.992, tentu tidak ada masalah. Tapi sekarang keadaan sudah lain dan pekerja akhirnya menuntut angka Rp1.760.000 sesuai dengan survei riil di lapangan," ujarnya menyesalkan kelambanan Pemko Batam.

Sekretaris Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Kota Batam Masmur mengancam buruh akan menduduki Kantor Walikota Batam hingga tuntutan UMK sebesar Rp1.750.000 dipenuhi oleh Walikota Batam. "Kami akan duduki Pemko ini hingga tiga hari, apabila tuntutan kami tidak terpenuhi. Kita tetap menduduki Pemko dan segala aktifitas di perusahaan akan lumpuh total," kata Masmur yang juga anggota Dewan Pengupahan Kota Batam di tengah-tengah aksi demo buruh.

Post a Comment

0 Comments